Legal Analysis Of Vat Obligations Of Personal Personnel, Notary And Notary / PPAT

  • Friyan Satria Universitas Pelita Harapan

Abstrak

Every taxpayer in Indonesia who has had NPWP is required to carry out his right and obligation according to the prevailing regulations. An appointed Notary/PPAT has already had NPWP. Article 28 of UU KUP, Article 14 of UU PPh, and PER-17/PJ/2015 which regulates the calculation of PPh OP Notary/PPAT for gross circulation below Rp. 4.8 million can choose to organize bookkeeping or calculating norm, while a Notary/PPAT who has his earnings Rp.4.8 million or more has to organize bookkeeping. Regulation on the calculation of PPh of individuals for a Notary/PPAT who obtains earnings from professional service and business does not meet the principle of justice, either vertically or horizontally, because ideally the same earnings will have the same amount of tax, and the bigger the earnings, the more taxable which has to be paid.

This type of research is a research that uses a normative approach and the nature of the research is a descriptive research. The secondary data in question is in the form of legal materials which are described as follows: Primary legal materials are used by researchers as strong basic legal materials as the main basis for conducting analysis. Some of the legal materials in question are the Law on General Provisions and Tax Procedures, Income Tax Law, Government Regulation Number 46 of 2013. Secondary legal materials in the form of legal materials related to primary legal materials that can assist researchers in analyzing and understanding primary legal materials. Tertiary legal materials are legal materials which are information related to research such as legal dictionaries, articles, news, and so on.

Referensi

Bix, B. (2011). Radbruch's Formula and Conceptual Analysis. The American Journal of Jurisprudence, 46.

Brotodihardjo, SH., R. (1993). Pengantar Hukum Pajak. Bandung: Refika Offset.

Dillah, H. (2012). Metode Penelitian Hukum. Bandung: Alfabeta.

Direktorat Jenderal Pajak. (2012, Juni 27). Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Retrieved from Seri PPh - Pajak Penghasilan Pasal 22: http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-22

Direktorat Jenderal Pajak. (2012, Juni 27). Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Retrieved from Seri PPh - Pajak Penghasilan Pasal 23: http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-23

Direktorat Jenderal Pajak. (2015, Oktober 16). Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Retrieved from Penghasilan Neto Komersial Dalam Negeri: http://www.pajak.go.id/content/22111-penghasilan-neto-komersial-dalam-negeri

Direktorat Jenderal Pajak. (2015, Desember 23). Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan. Retrieved from PPh Pasal 24: http://www.pajak.go.id/content/1121524-pph-pasal-24

Drs. C.S.T. Kansil, S. (1986). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

H. Salim, H. S. (2010). Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum. Jakarta: Rajawali Pers.

Hasanuddin, I. (2014, Juni 27). Teori Keadilan: Telaah atas Pemikiran John Rawls. Retrieved from Iqbal Hasanuddin: https://iqbalhasanuddin.wordpress.com/2014/06/27/teori-keadilan-telaah-atas-pemikiran-john-rawls/

Irianto, E. S., & Rosdiana, H. (2013). Pengantar Ilmu Pajak Kebijakan dan Implementasi di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Iuqman. (2016, April 12). Pengertian dan Jenis Pajak. Retrieved from Kring Pajak: http://kringpajak.com/pengertian-dan-jenis-tarif-pajak/

Kabar Pajak. (2016). Kabar Pajak. Retrieved from Jenis-Jenis Dasar Pengenaan Pajak: http://www.kabarpajak.com/2015/08/jenis-jenis-dasar-pengenaan-pajak.html

Mahfud, M. (2014). Hermeneutika Hukum dalam Metode Penelitian Hukum. Universitas Syiah Kuala. http://jurnal.unsyiah.ac.id/kanun/article/view/6027

Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Andi Offset.

Mardiasmo. (2010). Perpajakan Edisi Revisi 2010. Yogyakarta: Andi Offset.

Perdana, A. (2014). Andrean Perdana. Retrieved from Pengertian Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesionalitas, Profesionalisasi: http://www.andreanperdana.com/2013/03/pengertian-profesi-profesional.html

R.Soeroso, S. (2001). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia - Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta

Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Jakarta

Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta

Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah, Jakarta

Republik Indonesia, Perturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penyesauaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 Tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik, Jakarta

Republik Indonesia, Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-321/PJ/2012 Tentang Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.011/2013 Tentang Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaranb Bruto Tertentu, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 121/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 Tetang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 da/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan Bebas, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2014 Tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-17/PJ/2015 Tentang Norma Perhitungan Penghasilan Neto, Jakarta

Republik Indonesia, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi, Jakarta

Satria, F. (2021). Tax Law Perspective On Tax Collection On BPTHB Unpaid By Taxpayer In Medan. Journal of Industrial Engineering & Management Research, 2(6), 124 - 130. https://doi.org/10.7777/jiemar.v2i6.237

SyamSinar, A. (2016, 08 26). Perbedaan Antara Teori Hukum Positivisme (John Austin) dengan Teori Hukum Progresif (Satjipto Rahardjo). Retrieved from Hukumpedia: http://www.hukumpedia.com/lkmp_unhas/perbedaan-antara-teori-hukum-positivisme-john-austin-dengan-teori-hukum-progresif-satjipto-rahardjo

Vinx, L. (2007). Hans Kelsen's Pure Theory of Law. Chennai: Newgen Imaging System.

Diterbitkan
2021-12-01
Bagian
Articles